Get Mystery Box with random crypto!

Sungguh penulis selalu meneteskan air mata ketika melihat taya | BACKUP ANGIN GUNUNG

Sungguh penulis selalu meneteskan air mata ketika melihat tayangan brutalnya aparat dalam membubarkan peserta aksi, terutama penulis mengkhawatirkan keselamatan yang mulia al-Habib Muhammad Rizieq Shihab.

Coba bayangkan dalam kondisi umat berkumpul, berdesak-desakan, dalam kondisi lelah, lapar, haus, dan kurang oksigen kemudian dilemparkan gas air mata. Dengan kondisi tersebut, secara logika mungkin akan ada ribuan peserta aksi yang meninggal. Akal sehat manapun tidak bisa membenarkan, dikerumunan manusia jutaan, dilemparkan gas air mata bukan hanya satu dua, tapi dibrondong. Tentu ini tindakan aparat yang sangat brutal, sangat biadab, sangat kejam dan sangat keji. Kalau tanpa pertolongan Allah SWT mungkin ribuan yang sudah mati.

Coba sekali lagi bayangkan, jutaan orang sedang berkumpul, desak-desakan, jangankan untuk lari, gerak kanan kiri saja mereka tidak bisa, ditambah mereka lapar dan haus, mereka kehabisan tenaga dan kekurangan oksigen, dalam kondisi yang sangat lemah sekali. Dalam situasi seperti itu seandainya ditembakkan gas air mata satu saja tentunya sudah mematikan, bagaimana kalau ini dibrondong. Udah gitu ditembakkan gas air mata dengan kadar very strong, dalam UU International sebenarnya itu tidak boleh. Gas air mata dengan kadar very strong itu bukan untuk pembubaran, tetapi pembunuhan masal.

Sungguh saya sangat big respect khususnya kepada keberanian al-Habib Muhammad Rizieq Shihab dalam memimpin aksi saat itu, keberanian dan semangat ruhul jihad beliau mampu membangkitkan semangat umat dalam membela agama. Seandainya bukan karena Habib Rizieq, siapa yang akan memimpin selama Aksi Bela Islam ? Yaa Habibana, mudah-mudahan suatu saat saya bisa mewujudkan salah satu impian saya untuk bisa menjadi santri-mu, Amiin.

Sungguh setelah tragedi Aksi Bela Islam 411 berlangsung, kejadian tersebut semakin membuka mata hati saya untuk bisa melanjutkan perjuangan para Ulama akhirat dalam membela Allah dan Rasul-Nya. Mereka korbankan keluarga, pikiran, tenaga, harta bahkan nyawa. Setelah kejadian tersebut, saya semakin cinta dan tidak mau jauh-jauh dengan para ‘Alim Ulama akhirat. Karena Ulama akhirat akan selalu beramal dengan ilmunya, dan itu berbeda dengan ulama dunia yang menggadaikan akhirat demi kepentingan dunianya. Para Ulama akhirat akan senantiasa mengetuk pintu langit dalam setiap do’anya. Bukan sebaliknya, mengetuk pintu para penguasa untuk menjadi penjilat dunia demi kepentingan perutnya.

Maka sudah sepantasnya para Ulama dengan keilmuan yang dimilikinya menjadi garda terdepan dalam membela kemuliaan al-Qur`an, dan umat akan mengikuti di belakangnya. Para ulama akhirat tidak pernah menyembunyikan hukum-hukum Islam yang ditanyakan kepada mereka, baik dalam masalah-masalah keumatan, masalah-masalah kenegaraan, maupun masalah-masalah yang menyangkut perilaku para penguasa.

Itulah para ulama yang layak mendapatkan gelar yang mulia, yakni sebagai pewaris para Nabi, Ulama yang selalu takut kepada Allah SWT. Rasulullah SAW juga meridhai hal yang demikian, sehingga mereka layak menyandang gelar pewaris para nabi yang senantiasa menyampaikan risalah/kebenaran Islam kepada seluruh umat manusia. Wajar jika kita jumpai, bahwa sepanjang sejarah Islam yang agung, para ulama yang shalih senantiasa menjalani seluruh hidupnya semata-mata demi Islam.

Terakhir sebelum menutup tulisan ini, izinkan penulis menyampaikan salam ta’dhim dan salam kerinduan yang sudah tak tertahankan untuk bertemu yang mulia al-Habib Muhammad Rizieq Shihab dan semoga Allah SWT selalu melindungi semua perjuangan yang engkau lakukan wahai guru kami Yaa Habibana al-Habib Muhammad Rizieq Shihab. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. Wallahu ‘Alam bi ash-Shawab.

Ketua Badan Eksekutif Koordinator Daerah Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BE Korda BKLDK) Kota Bandung